Las Thermit (Thermit Welding) Pada
dekade berikutnya, diperkenalkan las thermit (Thermit Welding). Las thermit
diperoleh dengan menuangkan logam cair diantara dua ujung logam yang akan
disambungkan sehingga ikut mencair. Setelah membeku kedua logam menyatu dan
cairan logam yang dituangkan berfungsi sebagai bahan tambah.
Las Oksigen Acetylene (Oxygen
Acetylene Welding) Pada tahun 1892 gas acetylene ditemukan oleh Thomas Leopard
Wetson. Campuran gas acetylene dan oksigen dengan perbandingan dan tekanan tertentu
bila dibakar akan menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk dapat melelehkan
logam. Gas oksigen diproduksi dengan cara mencairkan udara sehingga oksigen
murni dapat diambil. Cara ini dilakukan oleh Brins bersaudara, yaitu orang
Perancis pada tahun 1886. Alat untuk membakar campuran gas acetylene dan
oksigen dinamakan brander, ditemukan oleh Fouche dan Picord. Alat ini mulai
digunakan pada tahun 1901. Las ini berhasil menggeser pemakaian las tempa dan
mendominasi proses pengelasan untuk beberapa dekade sampai dikembangkan las
listrik. Pada tahun 1925 las oksigen acetylene digeser oleh adanya perbaikan
las busur listrik dimana las busur tersebut memakai electrode terbungkus.
Setelah terbakar, pembungkus electrode menghasilkan gas dan terak. Gas melindungi
kawah las dari oksidasi pada saat proses pengelasan sedang berlangsung. Terak
melindungi las selama proses pembekuan hingga dingin (sampai terak
dibersihkan). Keterbatasan las busur electrode batangan adalah panjang
elektroda yang terbatas sehingga setiap periode tertentu pengelasan harus
berhenti mengganti elektroda. Bertitik tolak dari kelemahan tersebut maka pada
akhir tahun 1930-an diciptakan las busur electrode gulungan. Secara prinsip,
pengelasan tidak perlu berhenti sebelum sampai ujung jalur las. Dan pengelasan
dapat dilakukan dengan cara semi otomatis atau otomatis. Sebagai pelindung
dipakai flux. Flux dituangkan sesaat di muka electrode sehingga busur nyala
listrik terpendam oleh flux. Keuntungannya, operator tidak silau oleh busur
nyala listrik, kelemahannya, las terbatas pada posisi di bawah tangan saja pada
posisi lain flux akan jatuh berhamburan sebelum berfungsi.
Las TIG (Tungsten Inert Gas) Pada
tahun 1941 di Amerika ditemukan electrode Tungsten. Tungsten tidak mencair oleh
panasnya busur nyala listrik sehingga tidak terumpan dalam lasan. Sebagai
pelindung dipakai gas inti (Inert) yang untuk beberapa saat dapat bertahan pada
kondisinya. Gas inti disemburkan ke daerah las sehingga las terhindar dari
oksidasi. Karena menggunakan las inti sebagai bahan pelindung, las ini sering
disebut las TIG (Tungsten Inert Gas). Keberhasilan pemakaian gas inti pada alas
tungsten dicoba pula pada alas elektroda gulungan pada awal tahun 1950-an.
Proses ini selanjutnya disebut Gas Metal Arc Welding (GMAW) atau las MIG (Metal
Inert Gas). Karena gas argo sangat mahal maka dipakai gas campuran argon dan
oksigen atau gas CO yang cukup aktif. Las ini biasa disebut dengan Metal Aktif
Gas (MAG). Dapat pula dipakai pelindung campuran argon dengan CO selama tidak
lebih dari 20% hasilnya cukup baik karena tidak meninggalkan terak. Perlu
diketahui bahwa gas pelindung sangat mahal, maka cara tersebut hanya dipakai
untuk keperluan khusus.
Las Busur Berinti Flux (Flux Core Arc Welding) Berikutnya ditemukan las busur electrode gulungan dengan pelindung lasan berupa serbuk. Supaya dapat dipakai pada segala posisi, elektroda dibuat berlubang seperti pipa untuk menempatkan flux. Proses ini lebih murah dari pada las busur gas, dapat untuk segala posisi dan teknik pengelasan dapat dikembangkan secara semi otomatis atau otomatis penuh las ini disebut las busur berinti flux (Flux Core Arc Welding).
Las Listrik MIG
Las Busur Berinti Flux (Flux Core Arc Welding) Berikutnya ditemukan las busur electrode gulungan dengan pelindung lasan berupa serbuk. Supaya dapat dipakai pada segala posisi, elektroda dibuat berlubang seperti pipa untuk menempatkan flux. Proses ini lebih murah dari pada las busur gas, dapat untuk segala posisi dan teknik pengelasan dapat dikembangkan secara semi otomatis atau otomatis penuh las ini disebut las busur berinti flux (Flux Core Arc Welding).
Las Listrik MIG
Menggunakan elektroda gulungan kawat yang
berbentuk rol yanggerakannya diatur oleh sepasang roda gigi yang digerakan oleh
motorlistrik

Tidak ada komentar:
Posting Komentar